Mendengar kata toleransi, mayoritas masyarakat dunia mengharapkan hal tersebut ada. Di setiap kesempatan, baik melalui dunia nyata hingga memasuki dunia maya, toleransi adalah idaman masyarakat beradab.  Islam sebagai agama dan ajaran pembawa pesan perdamaian perlu untuk disebarluaskan agar dapat diterima oleh semua insan umat manusia di dunia. Terlebih diterima baik oleh kaum milenial.

Memahami Metode Pendekatan Terbaik untuk Kaum Milenial

Generasi milenial didefinisikan sebagai generasi kelahiran pra-milenium dan era milenium. Hal tersebut memiliki makna generasi kelahiran 1980 hingga tahun 2000. Generasi dimana paparan teknologi dan komputer mulai dibangun. Sehingga, generasi ini mengalami siklus penyesuaian diri terhadap tren multimedia yang tercipta dari teknologi dan komputer.

Melaui kacamata keilmuan yang didapat dari hasil belajar kaum milenial, Islam membias dalam kehidupan. Hal tersebut diimani dan direpresentasikan dalam perilaku sehari-hari. Islam Sejuk Ala Milenial memaparkan representasi sejauh mana para milenial menyerap keilmuan agama Islam yang telah dipelajarinya. Representasi tersebut tertuang melalui medium multimedia yang ditunjang teknologi komputer dan internet. Pendekatan melalui multimedia inilah yang sesuai dengan segmentasi kedekatan kaum milenial.

Pendekatan Literasi Media Guna Mengenalkan Milenial Pada Islam

Masyarakat generasi milenial sedang memasuki fase produktif pada tahun 2019 dewasa ini. Oleh karena itu, mayoritas entitas karya, baik dalam dunia nyata dan dunia maya adalah hasil produktivitas dari generasi milenial ini. Generasi yang memasuki masa produktif ini lahir pada era komputer dan teknologi sedang dibangun hingga berkembang. Sehingga dengan metode yang tepat, memungkinkan insan pada lini ini dapat fasih menggunakan multimedia sebagai platform bertukar informasi, pengetahuan, ilmu, dan sumber terbuka.

Buku kompilasi hasil kumpulan karya finalis Kompetisi Milenial Islami 2007 ini memuat hasil karya khas multimedia yang aksesnya dekat dengan milenial. Terdapat hasil karya videografi, fotografi, komik strip, esai, hingga format gambar yang digandrungi saat ini, yaitu meme. Karya-karya multimedialis tersebut memuat nilai-nilai keIslaman, terutama toleransi, sikap-sikap ksatria yang patut dicontoh dengan format yang dapat disebarluaskan dan diakses oleh siapa saja, terutama milenial. Tidak lupa terdapat esai-esai menarik yang setopik terhadap Islam melalui pandangan kacamata kaum milenial. Buku ini tersedia di Perpustakaan Pusat Unissula lantai dua (2) dengan nomor panggil 297 ISL i.