ASSALAMUALAIKUM CALON IMAM

Novel ini menyajikan kisah haru perjalanan hidup seorang muslimah bernama Nafisya. Isi novel ini memberikan pelajaran agar kita senantiasa bersyukur dan bersabar dalam mengarungi bahtera kehidupan. Kita tidak bisa mendahului takdir, semua sudah ditetapkan dalam ketntuannya. Kita berencana, dan Allah lah yang akan menentukan.

Untuk membaca novel ini, sahabat perpustakaan dapat mencari nya di lantai 3 Perpustakaan Unissula dengan nomor panggil 813 IMA a

Identitas Buku
Judul                        : Assalamualaikum Calon Imam
Pengarang               : Ima Madaniah
Penerbit                   : Coconut Books
Tahun Terbit             : 2018
Tempat Terbit           : Depok
ISBN                        : 978-602-6940-90-2
Tebal Buku               : 3 cm
Jumlah Halaman      : 476 halaman

Sinopsis
Novel yang segera difilmkan dengan judul yang sama itu tidak sekadar menceritakan pilunya Nafisya ketika lelaki yang dicintainya yakni Jidan justru diam-diam ingin melamar sang kakak, Salsya. Hatinya kian hancur ketika keinginan Jidan yang dicintai dan disebutnya sebagai makhluk marsnya itu benar-benar mewujudkan keinginan untuk melamar bahkan menikahi Salsya kakaknya.
Serba kebetulan pun banyak terjadi antara Nafisya dengan dokter Alif dosennya di Fakultas Farmasi, meski bukan semata kebetulan ketika Dokter Alif menyampaikan keinginan untuk melamar Nafisya.
Nafisya pun pada akhirnya mampu memenuhi harapan tertinggi sang ayah untuk bisa menikahkan putri-putrinya termasuk dirinya sebelum menghembuskan napas terakhir.
Dalam perjalanannya, Nafisya nyatanya menderita multiple sclerosis yang makin parah dari waktu ke waktu hingga ancaman kebutaan permanen. Derita itu ia simpan rapat-rapat dari sang suami bahkan ia diam-diam mempersiapkan perceraian agar suaminya bisa memiliki kehidupan yang lebih baik dan bahagia bersama perempuan lain. Tentu saja sang dokter menolak.
Kejutan lain terjadi ketika Nafisya mengalami koma akibat sakitnya yang kian parah. Bumbu-bumbu kata mutiara dan ayat-ayat Islami baik dari hadist Nabi maupun Al-Quran mengalir deras tanpa ada kesan menggurui dalam novel ini.
Sebuah akhir yang bahagia didapatkan setelah pembaca dibuat terengah-engah dengan perjalanan penuh haru seorang muslimah bernama Nafisya.
Surat-surat cinta Nafisya untuk calon imamnya tak dipungkiri layaknya pedang yang menghujam langsung ke ulu hati. Manis, romantis, bahkan kadang menyayat hati.
Sampai kemudian ia menemukan salam bukan lagi untuk calon imamnya namun untuk imamnya yang sebenarnya, Dokter Alif.