Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, juga kepada para sahabatnya, kepada para tabi’in selaku penerus perjuangan para sahabat Rasulullah, kepada para tabi’uttabi’in selaku penerus perjuangan sahabat Rasulullah dan para tabi’in, juga kepada seluruh panglima-panglima dakwah dan ulama yang senantiasa ada dan gigih dalam memperjuangkan penegakan kalimat Allah di muka bumi ini. Tanpa perjuangan mereka, pengorbanan jiwa dan raga mereka, peluh dan darah mereka, mungkin kita saat ini tidak bisa atau kesulitan untuk menemukan berbagai macam kemudahan dalam mempelajari dan mengamalkan syariat Allah ‘azza wajalla.
Memahami Sifat Allah yang al-Ghafur dan ar-Rahim
Termasuk bagian dari kelembutan Allah ‘azza wajalla kepada hamba-hamba-Nya adalah sifat Allah ‘azza wajalla yang sangat agung; al-Ghafur dan ar-Rahim. Al-Ghafur, memiliki arti Allah itu Maha Pengampun. Sedangkan, Ar-Rahim memiliki tafsiran arti Allah itu Maha Penyayang. Kedua sifat ini hanya sebagian kecil sifat-sifat agung Allah Subhanahu wa ta’ala. Ampunan Allah ‘azza wajalla sangat-sangat luas. Bahkan, pikiran manusia belum tentu mampu mengilustrasikan betapa luasnya ampunan Allah ‘azza wajalla.
Maka, melalui tulisan ini, Penulis mengajak diri sendiri dan tentunya pembaca untuk perbanyak bertaubat. Perbanyaklah memohon ampun kepada Allah ‘azza wajalla selama hayat masih dikandung badan, karena kita hanya punya waktu bertaubat hingga ruh ditarik sampai kerongkongan. Hal yang lebih utama adalah yakin bahwa hanya Allah ‘azza wajalla yang Maha memberi ampunan dan Maha menerima tobat bagi hamba-hamba yang mau bersungguh-sungguh bertobat dari segala dosa.
Allah ‘azza wajalla berfirman,
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
“Tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang?” (QS. At-Taubah: 104)
Bertaubat adalah bagian penting dalam kehidupan manusia. Seperti pepatah Jawa yang menyebutkan akronim manusia sebagai menungso, yang memiliki kepanjangan kata menus-menus kakehan duso. Manusia adalah tempatnya salah, khilaf, dan dosa. Maka, Allah ‘azza wajalla memberikan kasih sayangnya melalui jalan taubatan.
وَاسْتَغْفِرِ اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا
“Dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa’: 106)
Kenikmatan Rahmat Allah pada Diri Kita
Di antara rahmat Allah ‘azza wajalla adalah pemberian pendengaran dan penglihatan yang ada pada diri kita, tangan dan kaki, hati dan akal, dan diciptakannya kita dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Termasuk kasih sayang dan rahmat Allah ‘azza wajalla kepada hamba-Nya adalah mendekatnya Allah ‘azza wajalla kepada hamba-Nya. Allah ‘azza wajalla selalu mendekat kepada hamba-Nya padahal Allah ‘azza wajalla sama sekali tidak butuh kepada makhluk-Nya. Ketika hamba-Nya mendekat kepada-Nya dengan berjalan, Allah ‘azza wajalla justru mendekatinya dengan lebih cepat dari berjalan. Ketika hamba-Nya mendekat sejengkal, Allah ‘azza wajalla mendekatinya sehasta. Termasuk kasih sayang dan rahmat Allah ‘azza wajalla, Dia tetap memberi rezeki kepada hamba-Nya meskipun hamba-Nya mendurhakainya, meskipun hamba-Nya menyekutukannya, meskipun hamba-Nya menyembah kepada selain-Nya.
Dari Abu Musa ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَا أَحَدَ أَصْبَرُ عَلَى أَذًى يَسْمَعُهُ مِنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِنَّهُ يُشْرَكُ بِهِ وَيُجْعَلُ لَهُ الْوَلَدُ ثُمَّ هُوَ يُعَافِيهِمْ وَيَرْزُقُهُمْ
“Tidak ada siapa pun yang lebih bersabar atas gangguan yang ia dengar melebihi Allah ‘azza wajalla, ia disekutukan dan dianggap punya anak kemudian Ia memaafkan dan memberi mereka rezeki.” (HR. Al-Bukhari No. 6830;HR. Muslim No. 5016)
Termasuk kasih sayang dan rahmat Allah ‘azza wajalla adalah Allah ‘Azza waJalla memudahkan hamba-Nya untuk taat kepada-Nya. Allah ‘Azza waJalla menolong hamba untuk bisa melaksanakan shalat, menepati waktu-waktunya, dan Allah ‘Azza waJalla memudahkan hamba-Nya untuk melaksanakan seluruh ibadah baik yang sunah atau yang wajib. Termasuk kasih sayang dan rahmat Allah ‘Azza waJalla, Allah ‘Azza waJalla mudahkan hamba-Nya dalam mencari rezeki. Allah ‘Azza waJalla dekatkan rezeki yang jauh, Allah ‘Azza waJalla cepatkan rezeki yang tak kunjung datang. Termasuk kasih sayang dan rahmat Allah ‘Azza waJalla, Allah ‘Azza waJalla jadikan penghapusan dosa lebih mudah dari pelaksanaan kemaksiatan. Allah ‘Azza waJalla mudahkan cara tobat hamba-Nya yang berdosa, lebih mudah dari ketika hamba-Nya melakukan kemaksiatan.
Maka nikmat mana yang engkau dustakan wahai mahluk ciptaan Allah ‘azza wajalla yang berakal dan beradab? Wallahu a’lam bishawaf.
Subhanallah..
Matur nuwun sudah di ingatkan..
Masya Alloh, bacaan yang bermanfaat. Jazakumullah khairan katsira ya pak Ustadz. semoga terus istiqamah menulis konten-konten agama.